Kamis, 01 Desember 2011

Nama Tionghoa

Nama Tionghoa

Nama Tionghoa adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Tionghoa di negara-negara lainnya.
Nama Tionghoa biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil terjemahan dari bahasa lain sehingga tidak dianggap sebagai nama Tionghoa.
Nama Tionghoa mengandung marga dan nama. Marga Tionghoa diletakkan di depan nama, biasanya 1 sampai 2 karakter; nama mengikuti marga.

Evolusi nama Tionghoa
Di zaman dahulu, menurut catatan literatur kuno ada peraturan bahwa nama seorang anak biasanya baru akan ditetapkan 3 bulan setelah kelahirannya. Namun pada praktiknya, banyak yang memberikan nama sebulan setelah kelahiran sang anak, bahkan ada yang baru diberikan setahun setelahnya. Juga ada yang telah menetapkan nama terlebih dahulu sebelum kelahiran sang anak.
Di zaman Dinasti Shang, orang-orang masih menggunakan nama dengan 1 karakter. Ini dikarenakan mereka belum mengenal marga dan juga karena jumlah penduduk yang tidak banyak.
Sebelum zaman Dinasti Han, biasanya nama Tionghoa hanya terdiri dari 2 karakter yang terdiri dari 1 karakter marga dan 1 karakter nama. Namun setelah Dinasti Han, orang-orang mulai memiliki sebuah nama lengkap yang terdiri dari 3 karakter (1 karakter marga dan 2 karakter nama pribadi - yang terdiri dari 1 karakter nama generasi dan 1 karakter nama diri) selain daripada nama resmi mereka yang 2 karakter itu.
Di zaman Dinasti Jin, orang-orang baru memakai nama dengan 3 karakter seperti yang kita kenal sekarang.
Nama menjadi sebuah hal yang penting bagi seseorang dipengaruhi oleh pemikiran Konfusius tentang pentingnya penamaan bagi penonjolan karakter seseorang.
Pada kasus-kasus yang sangat langka, seseorang dapat memiliki nama dengan lebih dari tiga karakter
Dua karakter marga (seperti Sima, Zhuge), satu karakter generasi, dan satu karakter nama diri. Contoh: Sima Xiangru
Satu karakter marga dan tiga karakter nama. Contoh: Hong Tianguifu (anak dari Hong Xiuquan)
Nama marga suku minoritas yang mengadopsi nama Tionghoa. Contoh: suku Manchu yang menguasai dinasti Qing menggunakan marga Aisin Gioro; kaisar dinasti Qing terakhir bernama Aisin Gioro Puyi (enam karakter)

Nama generasi
Di dalam nama dengan 3 karakter, biasanya kita mengenal adanya nama generasi. Nama yang mengandung nama generasi adalah 1 karakter marga, 1 karakter generasi dan 1 karakter marga. Pada tingkatan generasi yang sama dalam satu keluarga besar biasanya memiliki nama generasi yang sama.
Nama generasi ditetapkan oleh leluhur dengan mengambil sebuah puisi atau bait di dalamnya untuk penamaan generasi turun-temurun. Biasanya sebuah puisi berisikan 16, 20 atau bahkan 24 karakter buat 16, 20 atau 24 generasi ke bawah. Sampai generasi ke-17, 21 atau 25, nama generasi akan dimulai kembali dari karakter generasi pertama.
Nama generasi ini tidak lazim digunakan di semua keluarga karena biasanya hal seperti ini merupakan monopoli orang terpelajar. Karena pendidikan tidak umum bagi rakyat biasa pada zaman dulu di Tiongkok, maka banyak pula keluarga yang tidak menggunakan nama generasi dalam pemberian nama.

Nama Tionghoa di Indonesia
Suku Tionghoa-Indonesia sebelum zaman Orde Baru rata-rata masih memiliki nama Tionghoa dengan 3 karakter. Walaupun seseorang Tionghoa di Indonesia tidak mengenal karakter Han, namun biasanya nama Tionghoa di Indonesia tetap diberikan dengan cara romanisasi. Karena mayoritas orang Tionghoa di Indonesia adalah pendatang dari Hokkian, maka nama-nama Tionghoa berdialek Hokkian lebih lazim daripada dialek-dialek lainnya.
Di zaman Orde Baru, di bawah pemerintahan Suharto, warganegara Indonesia keturunan Tionghoa dianjurkan untuk mengindonesiakan nama Tionghoa mereka dalam arti mengambil sebuah nama Indonesia secara resmi. Misalnya Liem Sioe Liong diubah menjadi Soedono Salim. Walaupun demikian, di dalam acara kekeluargaan, nama Tionghoa masih sering digunakan; sedangkan nama Indonesia digunakan untuk keperluan surat-menyurat resmi.
Namun sebenarnya, ini tidak diharuskan karena tidak pernah ditetapkan sebagai undang-undang dan peraturan yang mengikat. Hanya tarik-menarik antara pendukung teori asimilasi dan teori integrasi wajar di kalangan Tionghoa sendiri yang menjadikan anjuran ini dipolitisir sedemikian rupa. Anjuran ganti nama tersebut muncul karena ketegangan hubungan Republik Rakyat Tiongkok dengan Indonesia setelah peristiwa G30S. Tahun 1966, Ketua Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa (LPKB), Kristoforus Sindhunata menyerukan penggantian nama orang-orang Tionghoa demi pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa.
Seruan ini mendapat kecaman dari kalangan orang Tionghoa sendiri dan cemoohan dari kalangan anti-Tionghoa. Yap Thiam Hien secara terbuka menyatakan bahwa nama tidak dapat menjadi ukuran nasionalisme seseorang dan ini juga yang menyebabkan nasionalis terkemuka Indonesia itu tidak mengubah namanya sampai akhir hayatnya. Cemoohan datang dari KAMI dan KAPPI yang pada waktu itu mengumandangkan nada-nada anti-Tionghoa yang menyatakan bahwa ganti nama tidak akan mengganti otak orang Tionghoa serta menyerukan pemulangan seluruh orang Tionghoa berkewarganegaraan RRT di Indonesia ke negara leluhurnya.
Ganti nama ini memang merupakan satu kontroversi karena tidak ada kaitan antara pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa dengan nama seseorang, juga karena tidak ada sebuah nama yang merupakan nama Indonesia asli.

Daftar nama Tionghoa yang diindonesiakan
Daftar ini diurutkan berdasarkan pinyin. Karakter yang menggunakan koma berarti ada lebih dari satu macam karakter untuk pinyin yang sama. Karakter dengan tanda garis miring berarti di sebelah kiri adalah Hanzi tradisional, dan di sebelah kanan Hanzi sederhana.
Marga Tionghoa Dibaca Ejaan Latin Hokkian Pengindonesiaan
欧阳/歐陽 (Oūyáng) O Yang Auwjong Ojong, Dikra
安  (Ān) An Anadra, Andy, Anita, Ananta
白, 柏 (Bái) Pai Pekasa, Pekerti, Peris
薄 (Bó) Po
蔡 (Cài) Jae Tjoa Cahyo, Cahyadi, Tjohara
曹 (Cao) Cao Tjo Cokro, Vonco
程, 成 (Chéng) Jheng Seng Sengani
叢/丛 (Cóng) Jhong
陈 (Chen) Jen Tan, Tjhin Tanto, Tanoto, Tanu, Tanutama, Tanusaputra, Tanudisastro, Tandiono, Tanuwijaya, Tanzil/Tansil, Tanasal, Tanadi, Tanusudibyo, Tanamal, Tandy, Tantra, Intan, Tanizal, Tantomo
鄧/邓 (Deng) Teng Tenggara, Tengger, Ateng
徐 (Xú) Hsü Djie, Tjhie, Chi (Hakka), Chee, Swee, Shui (Teochew, Hokkien), Tsui (Cantonese), Từ (Vietnamese), Seo (서)(Korean), Jo (Japanese) Dharmadjie, Christiadjie
胡 (Hú) Hu, Hoo, Ô· Aw, Auw (Teochew, Hokkien), Wu (Cantonese), Hồ (Vietnamese), Ho (호)(Korean), Ko (Japanese)
郭 (Guo) Kuo Kwee, Kwik Kartawiharja, Kusuma/Kusumo, Kumala
韩 (Han) Han Han Handjojo, Handaya, Handoyo, Handojo, Hantoro
洪 (Hong) Hung Ang Anggawarsito, Anggakusuma, Angela, Angkiat, Anggoro, Anggodo, Angkasa, Angsana
黄 (Huang) Huang Oei, Oey Wibowo, Wijaya, Winata, Widagdo, Winoto, Willys, Wirya, Wiraatmadja , Winarto, Witoelar, Widodo, Wijonarko, Wijanarko
江 (Jiang) Ciang Kang/Kong Kangean
李 (Li) Lhi Li, Lie, Lee Lijanto, Liman, Liedarto, Lievai, Lienata
梁 (Liang) Lhiang Nio Liangani, Liando/Liandow/Liandouw
林 (Lin) Lhin Liem, Lim Halim, Salim, Limanto, Limantoro, Limianto, Limijanto, Liemena, Alim, Limawan, Liemantika, Liman, Mulialim
劉/刘 (Liu) Lhiu Lau, Lauw Mulawarman, Lawang, Lauwita, Lawanto, Lauwis
陆 (Lu) Lhû Liok, Liuk Loekito, Loekman, Loekali
吕 (Lü) Liw Loe, Lu Loekito/Lukito/Lukita, Luna, Lukas, Loeksono
羅 / 罗 (Luo) Loo Ro, Loe, Lou, Loo, Luo Lolang, Louris, Robert, Rowi, Robin, Rosiana, Rowanto, Rohani, Rohana, Samalo, Susilo
秦 (Qín) Qin
全 (Quán) Jhiwyen Kuanna
施 (Shi) Shi Sie Sidjaja, Sidharta, Sieputra
司徒 (Situ) Sê Dhu Sieto, Szeto, Seto, Siehu, Suhu Lutansieto, Suhuyanli/Suhuyanly
苏 (Su) Su Souw, So, Soe Soekotjo, Soehadi, Sosro, Solihin, Soeganda, Suker, Suryo/Surya/Soerjo
王 (Wang) Whang Ong, Wong Ongko, Wangsadinata, Wangsa, Waskito, Radja, Wongsojoyo, Ongkowijaya
温 (Wen) Whên Oen, Boen, Woen Benjamin, Bunjamin, Budiman, Gunawan, Basiroen, Bunda, Wendi, Unang, Wiguna, Boennawan
吳/吴, 武, 伍, 仵, 烏, 鄔 (Wu) Whu Go, Gouw, Goh, Ng Gono, Gondo, Sugondo, Gozali, Gossidhy, Gunawan, Govino, Gotama, Utama, Widargo, Wurianto, Sumargo, Prayogo, yoga
许 (Xu) Xiw Kho, Khouw, Khoe Kosasih, Komar, Kurnia, Kusnadi, Kholil, Kusumo, Komara, Koeswandi, Kodinata
謝 (Xie) Shie Cia/Tjia Tjiawijaya, Tjahyadi, Sudarmadi, Tjiawi
楊 / 杨 (Yang) Yang Njoo, Nyoo, Njio, Injo, Inyo, Jo, Yo, Yong Yongki, Yoso, Yohan, Yuwana, Yudha
叶 (Ye) Ye Yap/Jap Japhar, Djapri
曾 (Zeng) Ceng Tjan, Tsang Tjandra/Chandra, Tjandrakusuma/Candrakusuma
张 (Zhang) Chang Thio, Tio, Chang, Theo, Teo, Tjong Canggih, Setyo, Setio, Sulistio, Sutiono, Santyoso
郑 (Zheng) Cheng Te, The Tedyono, Suteja, Teja, Teddy, Tedjokumoro, Tejakusmana, Tejarukmana, Tejawati
周 (Zhou) Chou Tjio, Tjioe Tjokrorahardjo (Cokroraharjo), Tjokrowidjokso (Cokrowijokso)
朱 (Zhū) Chu Zulkifri, Zuneng
{belum
dikelompokkan) Djiaw, Gan, Hoo,
Keng, Pek, Poo,
Siauw, Sie, Siem, Sim, Shim, Shen,
Tjun, Tjiam, Tong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Templates By Sieputra.Com. Diberdayakan oleh Blogger.